Emotion




Perubahan emosi yang ekstrim dan berlangsung lama, membuat saya sangat khawatir. Pada akhirnya saya menyadari bahwa sulit untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Terlebih saya harus mengalami beberapa hal yang mungkin sukar untuk dibagi. Kesadaran mengenai apa yang dialami membuat saya lebih baik mundur dari lingkungan dan menjauhkan diri dari keramaian. Kegelisahan, ketakutan dan kesedihan membuat saya kebingungan mengaturnya. Situasi ini pun berubah tatkala perasaan senang tiba-tiba muncul. Namun, kasih sayang Tuhan memberikan saya kekuatan yang luar biasa.
Mereka yang mengetahui kelemahan saya, akan sangat mudah untuk masuk dan mempermainkan perasaan saya. Tetapi hal itu tidak menyurutkan semangat berjuang melawan perubahan perasaan yang ekstrim. Saya adalah pribadi yang mudah untuk loyal dengan siapapun. Terutama ketika saya mencintai sosok orang tersebut seperti keluarga. Kondisi ini menyulitkan pribadi saya ketika berhadapan dengan tanggung jawab dan masa depan.
Mengorbankan sesuatu hal yang mungkin diluar nalar, saya harus bersiap untuk menghadapi resiko besar. Seperti membangun sebuah bisnis yang kemudian berhenti ditengah jalan karena kerugian. Mungkin bagi mereka yang memiliki kehidupan normal dan keluarga yang sempurna serta lingkungan yang baik akan menilai saya sebagai sosok pribadi yang berlebihan.
Ada sebuah pernyataan yang muncul dari lubuk hati paling dalam
“Mengapa, disaat segelintir orang tahu kelemahan saya mereka dengan mudahnya menarik ulur perasaan dan menghempas sebuah perjuangan yang berisikan harapan? ”
Pada akhirnya saya berjuang menghadapi kegalauan antara masa depan, dan impian. Keputusan yang saya ambil menghantarkan diri ini kepada lingkaran besar yang berlubang. Terjerumus kedalam satu lubang yang bahkan orang terdekat pun sulit untuk menarik tangan kita. Kesetiaan dan kesabaran dalam menjalani sebuah proses Panjang demi kesuksesan orang lain bukanlah hal yang mudah. Menghadapi berbagai macam perkataan negatif, cemooh dan pertanyaan yang tidak seharusnya dipertanyakan membuat saya harus berjuang untuk tetap waras. Beberapa orang disekitar mulai memberikan saran terkait kewaspadaan terhadap keputusan yang diambil.
Harapan untuk saling memahami satu sama lain karena sudah mengetahui kelemahan saya hanya hembusan angin belaka. Penyesalan selalu datang diakhir namun saya percaya bahwa pelajaran hidup kali ini menjadikan saya pribadi yang kuat dan tidak mudah untuk menyerah.
Sejatinya, kita tidak bisa menjalani sebuah proses secara bersamaan karena semuanya butuh pengorbanan. Apa yang kita harapkan dan niatkan untuk sebuah pengalaman dan kemajuan di masa depan tidak bisa sesuai dengan takdir Tuhan. Maaf saja saya rasa tidak cukup bahkan sampai harus menjadikan sebuah perjalanan panjang ini berubah transaksional. Mereka mungkin tidak akan paham bagaimana saya berjuang berpikir positif dengan statement orang lain terhadap keputusan saya. Bersikeras untuk tetap berdiri meskipun dari pagi ke pagi saya hanya memikirkan cara untuk memperjuangkan sesuatu hal yang mungkin bukan untuk diri sendiri. Alasan ekonomi juga menjadikan sebuah tantangan adalah pekerjaan. Dan bekerja merupakan sesuatu kebutuhan meskipun saya tidak pernah tau akan kemana karir saya berjalan.
Disaat saya merasa sepi, putus asa, gagal dan kesulitan terkait masa depan sendiri saya tetap berusaha untuk memperjuangan orang lain karena saya yakin bahwa apa yang saya lakukan adalah sebuah kebenaran dan mutlak. Namun sayangnya semua hanya isapan jempol belaka dan menjadi sebuah pelajaran hidup. 
Untuk menepis pernyataan “kekasih gelap” saya berusaha untuk bersikap tidak perduli sampai pada akhirnya keputusan untuk menikah datang menghampiri. Sempat saya berfikir, bagaimana nanti karir saya ketika menikah?. Disisi lain, saya butuh orang untuk bersandar dan tidak lagi merasa sendiri.
Ternyata benar saja keputusan ini meringankan sedikit kesakitan dan mengontrol emosi yang meluap. Kita tidak bisa memaksa seseorang mengerti keadaan kita. Bahkan kita harus sadar akan posisi diri sendiri. Saya belajar bahwa kita tidak bisa hanya menyenangkan orang dan berusaha yang terbaik untuk orang lain. Karena pada dasarnya diri sendiri butuh kebahagiaan. Jika selama ini apa yang saya lakukan hanya dianggap sebagai sebuah tugas, dan dibaluti dengan selimut kata professional namun kenyataanya tidak memberikan keuntungan bagi karir saya. Namun, saya percaya Tuhan tidak pernah tidur dan akan menggantinya dengan sesuatu hal yang baik.
Saya bersyukur bahwa kekurangan yang saya miliki dapat menjadikan saya pribadi yang kuat. Meskipun orang yang saya harapkan dapat sama sama meraih kesuksesan Bersama menghilang dan terbawa ombak Yang deras. Tapi Tuhan selalu menggantikan mereka dengan sosok yang lain yang jauh lebih baik dan memberikan aura positif.
Depresi, Stress, takut gagal, sulit untuk berbicara terstruktur, dan memiliki penyakit mental menjadikan saya manusia yang tidak bosan untuk belajar dan melakukan penelitian pada diri sendiri. Hal itu dilakukan untuk mencari sumbu masalah dan jalan keluar Yang tepat .

Saya bersyukur bahwa Tuhan selalu mengulurkan tangannya dan selalu menerangi langkah jalan saya. Menghadapi kondisi yang semerawut dan diluar kuasa saya membuat pribadi ini tidak berhenti untuk melakukan instropeksi dan mencoba sesuatu hal yang baru. 
Terima kasih Tuhan meskipun perasaan tak menentu menghampiriku tapi aku masih diberikan kesempatan untuk menjalani hidup dan melakukan hal yang positif.

In the end of this story :
Bergantunglah hanya pada Tuhan, memberikan segalanya kepada manusia hanya menghasilkan sebuah kekecewaan.
Belajarlah pada mereka yang berpengalaman, karena nasehat yang diberikan terkadang bisa menjadi sebuah pelajaran
Berhentilah mengejar dan berusahalah untuk berkarya. Karena dengan karya kita melatih kreatifitas dan tidak mudah berhenti pada sebuah pencapaian
Berkorbanlah untuk diri sendiri dan mereka yang mencintaimu. Karena merekalah yang setia menemani kebahagiaan dan membuka tangan disaat dirimu terjatuh



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Scimagojr ?

Kuliah atau Kerja ?

Kumpulan Hasil Karya Ilmiah yang Dipublish